Jumat, 28 Desember 2012

Black Rose and 3 Maidens Karya Veltaron




Tahun 2025, ini adalah puncak perjuangan Prof. Virgo Phyrex dalam 15 tahun terakhir. Ia berhasil menjadikan bumi sebagai planet yang terbersih. Dengan penemuannya, ia mampu mengubah limbah pabrik menjadi bahan bakar yang bebas polusi. Namun diatas kesuksesannya, suatu hari dia menghilang.


Dan sejak saat itu, dunia berubah menjadi kacau. Pemerintah dunia dan masyarakat diseluruh negara diresahkan dengan hilangnya barang - barang antik dan pusaka - pusaka peninggalan sejarah. Sampai sekarang, belum ada fakta dan bukti yang dapat menjelaskan siapa yang harus bertanggungjawab atas kejadian ini. Namun, karena kasus ini, setiap negara semakin meningkatkan pertahanan mereka agar barang - barang penting ini tidak hilang dan jatuh ke tangan yang salah.


Untuk itu, Amerika dibantu dengan beberapa negara maju lainnya membentuk suatu badan penyelidikan dunia yang bernama CIA. CIA berperan penting dalam penyelidikan dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di balik setiap kasus ini. Setelah beberapa minggu mencari, CIA menduga bahwa para pencuri menggunakan alat berteknologi tinggi untuk menjalankan aksinya. Dan di beberapa tempat CIA menemukan barang bukti berupa mawar hitam. Sehingga aku lebih dikenal dengan panggilan Black Rose.


Dalam aksiku, aku tidak sendirian. Aku dibantu oleh patrnerku Prof. X. Ia adalah ilmuan cerdas yang aneh yang membantuku dengan penemuan canggih miliknya. Karena itulah aku sangat menyukai pekerjaanku ini. Dan disetiap aksiku, aku selalu meletakkan mawar hitam sebagai tanda keberhasilanku.


Barang - barang antik yang berhasilku dapat dari hasil jerih payahku akan kujual di BBM yaitu singkatan dari Bank Black Mamba. BBM merupakan pusat perdagangan barang - barang antik dunia yang berlokasi tersembunyi 100 meter di bawah kota Pekanbaru. Setiap para penjahat dunia berhasil melakukan aksi mereka, rating mereka akan meningkat yang menandakan siapakah demon yang terbaik. Dan aku merupakan salah satu demon, yaitu sebutan bagi para penjahat professional dunia yang terikat kontrak dengan BBM. Dan untuk saat ini, rating tertinggi masih dipegang olehku.


Malam ini tanggal 30 September 2026, diadakan Festival Film New York yang diadakan setiap tahun sejak 1963. Para masyarakat kota New York sibuk memadati halaman Lincoln Center untuk  untuk merayakan perkembangan seni film internasional. Mereka tidak sadar bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka untuk bersenang - senang.


Dan keesokan harinya, dunia digemparkan atas berita hilangnya Patung Liberti yang merupakan maskot kota New York. Dan tidak lain hal ini disebabkan oleh demon pendatang baru yang bernama Tirex. Dan, karena keberhasilannya ini, rating Tirex meningkat drastis dan menggeser kedudukanku. Aku amat marah dan tidak terima, bahwa ada demon baru yang dapar mengalahkan ratingku. Karena itu, aku berencana untuk mencuri arsitektur yang lebih megah dan lebih besar dari Patung Liberti. Dan untuk itu, aku berencana mencuri Piramida Giza di Mesir.


Mencuri Piramida Giza bukan merupakan perkara yang mudah. Tidak seperti mencuri lolipop dari seorang anak TK. Namun, ini merupakan pekerjaan yang amat sulit dan perlu persiapan yang amat matang. Dan disaat itu aku mendengar berita yang penting diluar sana. Kabarnya negri Jepang berhasil menciptakan sebuah alat yang mampu mengubah ukuran suatu benda. Dan alat itu diberi nama Atom. Sehingga hal pertama yang harus kulakukan adalah mencuri atom dari negri Jepang.


Dengan menggunakan pesawat jetku, aku berangkat dari tempatku di Indonesia menuju Negri Sakura.  Setelah satu setengah jam aku mengudara, sampailah aku di Pulau Shikoku dimana tempat pengujian atom. Aku tidak mau membuang - buang waktu, segera aku mencuri atom dan bergegas kembali ke Indonesia. Namun, ditengah perjalanku, pesawatku dibajak oleh Tirex. Dia lalu merampas atom dari tanganku dan kabur dengan kecepatan maksimum. Aku tak mampu mengejarnya karena Tirex telah merusak pesawatku. Namun sebelum dia merampas atom, aku meletakkan alat pelacak di pesawatnya. Dan aku mengetahui bahwa ia sekarang berada di kota Bukittinggi. Lokasinya tidak jauh dari markasku, lalu aku menyusun siasat untuk mengambil kembali atom dari tangan Tirex.


Ketika Tirex keluar dari rumahnya, aku sesegera mungkin menyelinap kedalam. Didalam rumahnya, banyak terdapat labirin yang membuatku bingung. Aku tersesat dan di dalam rumahnya banyak terdapat jebakan yang berbahaya. Aku kalang - kabut saat itu, aku berlari dan terus menghindar dari setiap jebakan. Dan pada akhirnya tibalah aku di tempat Tirex menyembunyikan atom.  Ketika melihatnya, tanpa pikir panjang, aku lalu mendekati atom. Namun, ketika aku menyentuh atom, alarm pun berbunyi. Aku panik, lalu dihadapanku muncul lima ekor anjing robot. Dengan cepat aku mengeluarkan pistol leser dari dalam jaketku. Kutembakkan leser pertama pada dua ekor anjing robot disebelah kiriku. Aku berhasil meledakkan mereka, tetapi tiga ekor anjing robot yang lain mengejarku. Mereka menembakkan peluru dari tubuh mereka mengarah kepadaku. Sungguh suasana yang mengerikan didalam sana. Aku pun berhasil kabur dari anjing robot tersebut dan keluar dengan selamat dari kediaman Tirex.


Sudah tiga hari sejak kejadiaan itu, namun semua usahaku selalu berakhir dalam kegagalan. Aku hampir putus asa. Dan disaat itu aku melihat tiga gadis kecil yatim piatu membawa kukis dengan kereta dorong. Mereka menghampiri setiap rumah dan menawari kukis - kukis mereka. Ketika mereka tiba di pintu gerbang ruma Tirex, ketiga gadis kecil tersebut diizinin masuk ke kediaman Tirex. Aku bertanya - tanya dalam hatiku, apakah yang akan terjadi kepada gadis - gadis kecil itu. Setelah menunggu , ketiga gadis kecil itu keluar dengan wajah yang senang karena kukis mereka habis terjual. Melihat itu semua aku pun mendapatkan sebuah ide.


Aku pergi ketempat panti asuhan dimana ketiga gadis kecil itu dirawat. Nama panti itu adalah Home for Girl. Sesuai namanya, di dalam panti hanya terdapat perempuan saja. Aku pun ke dalam dan berbicara dengan ibu panti. Aku memalsukan identitasku dengan berprofesi sebagai seorang dokter. Ibu panti pun percaya dan mengizinkan aku mengadopsi ketiga gadis itu. Gadis - gadis itu adalah si kacamata Stevani kelas 4 SD, si tomboy Gabriel kelas 2 SD dan si kecil Afika yang masih TK. Mereka amat senang ketika akhirnya ada keluarga yang mau mengadopsi mereka. Dalam bayangan mereka, mereka akan diasuh oleh seorang ayah yang tampan dan ibu yang cantik dan penyayang.


Ketika mereka melihatku, Afika lalu berlari dan memelukku dengan erat. Namun, Gabriel sepertinya kurang menyukaiku dan ia malah memilih kembali ke kamarnya. Karena Stevani yang paling tua, ia lalu menasehati Gabriel. Setelah itu mereka pun kuajak kerumahku untuk tinggal. Sesampainya dirumahku, aku membuat 3 peraturan, yaitu dilarang menyentuh barang - barang koleksiku, dilarang berteriak dan wajib tidur sebelum pukul 08.30 malam. Dan selebih itu, mereka bebas di rumahku.


Awalnya aku berpikir semua dapat berjalan dengan dengan lancar. Stevani dapat membaca buku koleksiku, Gabriel dapat bermain dengan koleksi pedangku dan Afika dapat bermain dengan serigala peliharaanku.


Namun suatu hari, ketika si kecil afika bermain - main di ruanganku. Tanpa sengaja ia menekan tombol dibawah meja. Lalu sebuah lift muncul dari balik lemari buku. Afika lalu mengajak Stevani dan Gabriel untuk bermain di sana. Mereka pun tidak menyadari bahwa sebenarnya lift tersebut mengarah ke ruangan rahasiaku. Aku terkejut dan tidak bisa berkata apa - apa ketika melihat Stevani, Gabriel, dan Afika berada di ruang rahasiaku. Aku berteriak, “Aaaaaaaaaaaaa”. Anak - anak itu menganggap bahwa tempat ini adalah tempat bermain. Aku menjadi stres melihat mereka. Karena hari telah malam, aku lalu menyuruh mereka untuk tidur.


Keesokan harinya, aku berencana untuk menyuruh anak - anak itu berjualan kukis di rumah Tirex. Dan sementara itu aku menyisipkan kukis robot penemuan Prof. X. Untuk menyelinap ke dalam rumah Tirex. Tetapi, para gadis cilik itu tidak mau. Mereka ada jadwal latihan balet hari ini karena satu minggu lagi ada acara pengumpulan dana bagi para anak yatim piatu. Untuk, itu aku membuat perjanjian dengan mereka, bahwa jika mereka membantu aku mereka akan kutemani latihan balet. Mereka pun menurutinya. Sesampainya disana, mereka pun latihan dengan serius. Di tengah - tengah latihan Stevani, Gabriel, dan Afika memberiku tiket untuk menghadiri acara amal.


Setelah les tari balet selesai, aku berencana untuk melaksanakan aksiku. Namun, di tengah - tengah perjalananku menuju rumah Tirex. Si kecil Afika memintaku untuk berhenti di taman hiburan. Awalnya aku menolak, namun ketika Stevani dan Gabriel bilang bahwa ia tidak pernah ke taman hiburan ketika di panti. Dan mereka pun berjanji akan menjadi anak yang baik jika perminataan mereka dituruti, aku pun jadi simpati. Jadi, aku menunda niatku mengambil kembali atom dari tangan Tirex.


Awalnya aku berencana sementara mereka bermain, aku dapat menghabiskan waktu untuk tidur di mobil. Tapi, Afika menarik tanganku dan mengatakan ingin menghabiskan waktu bermain bersamaku. Aku jadi tidak bisa menolaknya, aku pun ikut bermain bersama. Dan setelah melewati banyak permainan bersama mereka, aku pun mulai menyayangi mereka.


Keesokan harinya, aku melancarkan misiku. Aku menyuruh Stevani, Gabriel dan Afika untuk menjualkan kukis ke rumah Tirex. Dan ketika mereka di dalam, robot - robot kukisku bergerak menyelinap keruangan tempat penyimpanan atom. Atom pun berhasil kudapat tanpa diketahui Tirex. Aku pun segera kabur bersama anak - anak.


Dengan atom berada di tanganku, aku pun pergi ke Bank Black Mamba untuk meminjam uang. Uang itu akan kugunakan untuk membangun sebuah pesawat jet yang baru. Tetapi, sesampainya di sana, BBM memutuskan kontrak denganku. Mereka tidak mau meminjamkan uang karena mereka tidak membutuhkanku lagi. Aku pun menjadi putus asa, aku tak tau lagi harus berbuat apa. Namun, Prof. X menyemangatiku agar aku tidak menyerah. Dengan barang seadanya dan sisa - sisa uang yang aku miliki. Aku membangun kembali pesawat tanpa bantuan BBM. Dan setelah pesawat itu selesai dibuat, aku akan menunjukkan bahwa aku dapat berhasil mencuri Piramida tanpa bantuan dari Bank Black Mamba.


Setelah itu Tirex baru mengetahui bahwa yang mencuri atom dari tangannya adalah aku atau yang dikenal dengan nama Black Rose. Ia pun diberi perintah oleh Presiden Bank Black Mamba untuk merampas atom dari tanganku. Untuk mempermudah pekerjaannya, Tirex  menculik Stevani, Gabriel dan Afika. Ia berencana jika dalam waktu satu jam aku tidak menyerahkan atom. Maka anak - anak itu akan terancam bahaya dan sebaliknya anak - anak akan dibebaskan jika aku menyerahkan atom. Karena aku menyayangi mereka, aku lalu memberikan atom itu kepada Tirex. Tetapi, Tirex tidak menepati janjinya.


Ia lalu membawa Stevani, Gabriel dan Afika yang akan ia jadikan sebagai anak buahnya. Aku tidak terima, aku pun mengejarnya dan melompat ke pesawatnya. Ia membawa pesawatnya dengan cepat dan terbang semakin ke atas sehingga aku tak mampu menahan tekanan dan oksigen yang menipis. Aku pun terjatuh dari ketinggian dan aku berfikir apakah ini akhir dari Black Rose. Tetapi, takdir berkata lain Prof. X datang menyelamatkanku dengan pesawat yang telah selesai ia buat. Kami pun mengejar pesawat Tirex. Ketika pesawatku berada di atas pesawat Tirex, aku pun menembak bagian atap pesawatnya lalu melompat kedalam untuk menyelamatkan anak - anakku. Aku memberi pukulan bertubi - tubi ke wajah Tirex sehingga ia terjatuh dan pingsan. Aku bergegas membawa anak - anak menuju pesawatku. Gabriel dan Afika berhasil melompat ke pesawatku, sekarang hanya tinggal aku dan Stefani . Aku lalu memeluk erat Stefani kemudian melompat bersama ke arah pesawatku. Tetapi, ketika kami melompat Tirex menarik kakiku dan membuat kami terjatuh dari pesawat.


Aku dan Stefani meluncur dengan cepat menuju permukaan, dengan segera aku keluarkan parasut dari dalam ranselku dan memegang erat Stefani. Kami pun dapat mendarat dengan baik dan selamat. Pesawat yang dibawa Prof. X pun segera menjemput kami di daratan. Dan Pesawat Tirex pun meledak karena menabrak tebing. Dan disaat itu Tirex bersama atom ikut lenyap.


Aku tidak terima apa yang telah Bank Black Mamba lakukan terhadap anak -anakku. Jadi, aku, Prof. X dan tiga gadis kecilku pergi menuju Bank Black Mamba untuk menyelesaikan soal ini dengan damai.


Sesampai disana, aku bertemu langsung dengan Presiden Bank Blaack Mamba. Aku terkejut dan tidak dapat mempercayainya. Ternyata orang yang dibalik semua ini adalah Prof. Virgo Phyrex.


Lalu aku bertanya kepadanya, “Mengapa kau tega melakukan semua ini sementara yang aku tahu kau adalah orang yang mencintai bumi dan mau menghabiskan masa hidupnya untuk membersihkan bumi dari berbagai polusi mau pun limbah?”


Ia pun menjawab, “ Aku melakukan semua ini karena pemerintah dunia. Mereka seenaknya saja merampas hasil penemuanku dan mengambil hak cipta atas nama pemerintah. Aku tidak bisa menerima semua ini, mereka sungguh tidak menghargai jerih payah aku. Aku bersumpah akan membalas dendam ini.”


 “Tetapi, apa hubungan barang - barang antik yang telah kau kumpulkan dalam setahun ini dengan balas dendam?” Tanya aku terhadap Virgo Phyrex.


“Barang ini akan menjadi bahan baku dalam penemuan terbaruku. Dengan penemuanku, aku berencana untuk melenyapkan bulan sehingga apa bila bulan telah berada di tangan aku, aku dapat membalas dendamku. Tetapi untuk itu, aku sangat membutuhkan atom untuk melancarkan misiku. Namun, kau telah menghancurkan impianku. Kau telah menghancurkan atom dan kau telah membunuh anakku Tino Phyrex.” Jawab Virgo Phyrex dengan marah.


Mendengar jawabannya itu aku amat terkejut, aku tidak pernah mengira kalau Tirex merupakan singkatan dari Tino Phyrex. Dan ia adalah anak dari Prof. Virgo Phyrex. Aku pun meminta maaf menyelesaikannya dengan baik.


Namun, Prof. Virgo Phyrex telah dibutakan oleh nafsu balas dendam. Ia memerintahkan para penjaga untuk mengepung kami. Tidak ada jalan keluar bagi kami. Sehingga aku, Prof. X, Stefani, Gabriel, dan Afika harus berjuang melawan mereka semua. Kami melewati pertarungan ini bersama-sama dengan berani. Dan akhirnya kami berhasil melumpuhkan semua penjaga. Virgo Phyrex pun kabur menggunakan speed boat. Kami pun menghubungi  CIA dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. CIA pun berhasil menangkap Prof. Virgo Phyrex di teluk Lasangko, Sulawesi Tenggara.


Dan setelah kejadian itu, aku bersama Prof. X menghadiri acara amal yang akan dimeriahkan tarian balet oleh anak angkatku. Aku pun ikut menyumbangkan barang - barang yang telah kucuri untuk disumbangkan ke panti asuhan.


Sejak saat itu, aku tidak lagi melakukan pekerjaan sebagai demon. Untuk itu, aku bersama partnerku Prof. X membuka usaha perbengkelan. Dan aku sekarang hidup bahagia bersama Stefani, Gabriel dan Afika.


“SELESAI”

0 komentar:

Posting Komentar

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran anda sehingga, dapat membuat kami menjadi lebih baik dari sebelumnya.

JANGAN LUPA LIKE MY FACEBOOK

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India