Tahun 2025,
ini adalah puncak perjuangan Prof. Virgo Phyrex dalam 15 tahun terakhir. Ia
berhasil menjadikan bumi sebagai planet yang terbersih. Dengan penemuannya, ia
mampu mengubah limbah pabrik menjadi bahan bakar yang bebas polusi. Namun diatas
kesuksesannya, suatu hari dia menghilang.
Dan sejak
saat itu, dunia berubah menjadi kacau. Pemerintah dunia dan masyarakat
diseluruh negara diresahkan dengan hilangnya barang - barang antik dan pusaka -
pusaka peninggalan sejarah. Sampai sekarang, belum ada fakta dan bukti yang
dapat menjelaskan siapa yang harus bertanggungjawab atas kejadian ini. Namun,
karena kasus ini, setiap negara semakin meningkatkan pertahanan mereka agar
barang - barang penting ini tidak hilang dan jatuh ke tangan yang salah.
Untuk itu,
Amerika dibantu dengan beberapa negara maju lainnya membentuk suatu badan
penyelidikan dunia yang bernama CIA. CIA berperan penting dalam penyelidikan
dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di balik setiap kasus ini. Setelah
beberapa minggu mencari, CIA menduga bahwa para pencuri menggunakan alat
berteknologi tinggi untuk menjalankan aksinya. Dan di beberapa tempat CIA
menemukan barang bukti berupa mawar hitam. Sehingga aku lebih dikenal dengan
panggilan Black Rose.
Dalam
aksiku, aku tidak sendirian. Aku dibantu oleh patrnerku Prof. X. Ia adalah
ilmuan cerdas yang aneh yang membantuku dengan penemuan canggih miliknya.
Karena itulah aku sangat menyukai pekerjaanku ini. Dan disetiap aksiku, aku
selalu meletakkan mawar hitam sebagai tanda keberhasilanku.
Barang -
barang antik yang berhasilku dapat dari hasil jerih payahku akan kujual di BBM
yaitu singkatan dari Bank Black Mamba. BBM merupakan pusat perdagangan barang -
barang antik dunia yang berlokasi tersembunyi 100 meter di bawah kota
Pekanbaru. Setiap para penjahat dunia berhasil melakukan aksi mereka, rating
mereka akan meningkat yang menandakan siapakah demon yang terbaik. Dan aku
merupakan salah satu demon, yaitu sebutan bagi para penjahat professional dunia
yang terikat kontrak dengan BBM. Dan untuk saat ini, rating tertinggi masih
dipegang olehku.
Malam ini
tanggal 30 September 2026, diadakan Festival Film New York yang diadakan setiap
tahun sejak 1963. Para masyarakat kota New York sibuk memadati halaman Lincoln
Center untuk untuk merayakan perkembangan seni film
internasional. Mereka tidak sadar bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka
untuk bersenang - senang.
Dan keesokan harinya, dunia digemparkan atas berita hilangnya Patung
Liberti yang merupakan maskot kota New York. Dan tidak lain hal ini disebabkan
oleh demon pendatang baru yang bernama Tirex. Dan, karena keberhasilannya ini,
rating Tirex meningkat drastis dan menggeser kedudukanku. Aku amat marah dan
tidak terima, bahwa ada demon baru yang dapar mengalahkan ratingku. Karena itu,
aku berencana untuk mencuri arsitektur yang lebih megah dan lebih besar dari
Patung Liberti. Dan untuk itu, aku berencana mencuri Piramida Giza di Mesir.
Mencuri Piramida Giza bukan merupakan perkara yang mudah. Tidak seperti
mencuri lolipop dari seorang anak TK. Namun, ini merupakan pekerjaan yang amat
sulit dan perlu persiapan yang amat matang. Dan disaat itu aku mendengar berita
yang penting diluar sana. Kabarnya negri Jepang berhasil menciptakan sebuah
alat yang mampu mengubah ukuran suatu benda. Dan alat itu diberi nama Atom.
Sehingga hal pertama yang harus kulakukan adalah mencuri atom dari negri Jepang.
Dengan menggunakan pesawat jetku, aku berangkat dari tempatku di
Indonesia menuju Negri Sakura. Setelah satu setengah jam aku mengudara,
sampailah aku di Pulau Shikoku dimana tempat pengujian atom. Aku tidak mau
membuang - buang waktu, segera aku mencuri atom dan bergegas kembali ke
Indonesia. Namun, ditengah perjalanku, pesawatku dibajak oleh Tirex. Dia lalu
merampas atom dari tanganku dan kabur dengan kecepatan maksimum. Aku tak mampu
mengejarnya karena Tirex telah merusak pesawatku. Namun sebelum dia merampas
atom, aku meletakkan alat pelacak di pesawatnya. Dan aku mengetahui bahwa ia
sekarang berada di kota Bukittinggi. Lokasinya tidak jauh dari markasku, lalu
aku menyusun siasat untuk mengambil kembali atom dari tangan Tirex.
Ketika Tirex keluar dari rumahnya, aku sesegera mungkin menyelinap
kedalam. Didalam rumahnya, banyak terdapat labirin yang membuatku bingung. Aku
tersesat dan di dalam rumahnya banyak terdapat jebakan yang berbahaya. Aku
kalang - kabut saat itu, aku berlari dan terus menghindar dari setiap jebakan.
Dan pada akhirnya tibalah aku di tempat Tirex menyembunyikan atom. Ketika
melihatnya, tanpa pikir panjang, aku lalu mendekati atom. Namun, ketika aku
menyentuh atom, alarm pun berbunyi. Aku panik, lalu dihadapanku muncul lima
ekor anjing robot. Dengan cepat aku mengeluarkan pistol leser dari dalam
jaketku. Kutembakkan leser pertama pada dua ekor anjing robot disebelah kiriku.
Aku berhasil meledakkan mereka, tetapi tiga ekor anjing robot yang lain
mengejarku. Mereka menembakkan peluru dari tubuh mereka mengarah kepadaku.
Sungguh suasana yang mengerikan didalam sana. Aku pun berhasil kabur dari
anjing robot tersebut dan keluar dengan selamat dari kediaman Tirex.
Sudah tiga hari sejak kejadiaan itu, namun semua usahaku selalu berakhir
dalam kegagalan. Aku hampir putus asa. Dan disaat itu aku melihat tiga gadis
kecil yatim piatu membawa kukis dengan kereta dorong. Mereka menghampiri setiap
rumah dan menawari kukis - kukis mereka. Ketika mereka tiba di pintu gerbang ruma
Tirex, ketiga gadis kecil tersebut diizinin masuk ke kediaman Tirex. Aku
bertanya - tanya dalam hatiku, apakah yang akan terjadi kepada gadis - gadis
kecil itu. Setelah menunggu , ketiga gadis kecil itu keluar dengan wajah yang
senang karena kukis mereka habis terjual. Melihat itu semua aku pun mendapatkan
sebuah ide.
Aku pergi ketempat panti asuhan dimana ketiga gadis kecil itu dirawat.
Nama panti itu adalah Home for Girl. Sesuai namanya, di dalam panti hanya
terdapat perempuan saja. Aku pun ke dalam dan berbicara dengan ibu panti. Aku
memalsukan identitasku dengan berprofesi sebagai seorang dokter. Ibu panti pun
percaya dan mengizinkan aku mengadopsi ketiga gadis itu. Gadis - gadis itu
adalah si kacamata Stevani kelas 4 SD, si tomboy Gabriel kelas 2 SD dan si
kecil Afika yang masih TK. Mereka amat senang ketika akhirnya ada keluarga yang
mau mengadopsi mereka. Dalam bayangan mereka, mereka akan diasuh oleh seorang
ayah yang tampan dan ibu yang cantik dan penyayang.
Ketika mereka melihatku, Afika lalu berlari dan memelukku dengan erat.
Namun, Gabriel sepertinya kurang menyukaiku dan ia malah memilih kembali ke
kamarnya. Karena Stevani yang paling tua, ia lalu menasehati Gabriel. Setelah
itu mereka pun kuajak kerumahku untuk tinggal. Sesampainya dirumahku, aku
membuat 3 peraturan, yaitu dilarang menyentuh barang - barang koleksiku,
dilarang berteriak dan wajib tidur sebelum pukul 08.30 malam. Dan selebih itu,
mereka bebas di rumahku.
Awalnya aku berpikir semua dapat berjalan dengan dengan lancar. Stevani
dapat membaca buku koleksiku, Gabriel dapat bermain dengan koleksi pedangku dan
Afika dapat bermain dengan serigala peliharaanku.
Namun suatu hari, ketika si kecil afika bermain - main di ruanganku.
Tanpa sengaja ia menekan tombol dibawah meja. Lalu sebuah lift muncul dari
balik lemari buku. Afika lalu mengajak Stevani dan Gabriel untuk bermain di
sana. Mereka pun tidak menyadari bahwa sebenarnya lift tersebut mengarah ke
ruangan rahasiaku. Aku terkejut dan tidak bisa berkata apa - apa ketika melihat
Stevani, Gabriel, dan Afika berada di ruang rahasiaku. Aku berteriak,
“Aaaaaaaaaaaaa”. Anak - anak itu menganggap bahwa tempat ini adalah tempat
bermain. Aku menjadi stres melihat mereka. Karena hari telah malam, aku lalu
menyuruh mereka untuk tidur.
Keesokan harinya, aku berencana untuk menyuruh anak - anak itu berjualan
kukis di rumah Tirex. Dan sementara itu aku menyisipkan kukis robot penemuan Prof. X. Untuk menyelinap ke dalam
rumah Tirex. Tetapi, para gadis cilik itu tidak mau. Mereka ada jadwal latihan
balet hari ini karena satu minggu lagi ada acara pengumpulan dana bagi para
anak yatim piatu. Untuk, itu aku membuat perjanjian dengan mereka, bahwa jika
mereka membantu aku mereka akan kutemani latihan balet. Mereka pun menurutinya.
Sesampainya disana, mereka pun latihan dengan serius. Di tengah - tengah
latihan Stevani, Gabriel, dan Afika memberiku tiket untuk menghadiri acara amal.
Setelah les tari balet selesai, aku berencana untuk melaksanakan aksiku.
Namun, di tengah - tengah perjalananku menuju rumah Tirex. Si kecil Afika
memintaku untuk berhenti di taman hiburan. Awalnya aku menolak, namun ketika
Stevani dan Gabriel bilang bahwa ia tidak pernah ke taman hiburan ketika di
panti. Dan mereka pun berjanji akan menjadi anak yang baik jika perminataan
mereka dituruti, aku pun jadi simpati. Jadi, aku menunda niatku mengambil
kembali atom dari tangan Tirex.
Awalnya aku berencana sementara mereka bermain, aku dapat menghabiskan
waktu untuk tidur di mobil. Tapi, Afika menarik tanganku dan mengatakan ingin
menghabiskan waktu bermain bersamaku. Aku jadi tidak bisa menolaknya, aku pun
ikut bermain bersama. Dan setelah melewati banyak permainan bersama mereka, aku
pun mulai menyayangi mereka.
Keesokan harinya, aku melancarkan misiku. Aku menyuruh Stevani, Gabriel
dan Afika untuk menjualkan kukis ke rumah Tirex. Dan ketika mereka di dalam,
robot - robot kukisku bergerak menyelinap keruangan tempat penyimpanan atom.
Atom pun berhasil kudapat tanpa diketahui Tirex. Aku pun segera kabur bersama
anak - anak.
Dengan atom berada di tanganku, aku pun pergi ke Bank Black Mamba untuk
meminjam uang. Uang itu akan kugunakan untuk membangun sebuah pesawat jet yang
baru. Tetapi, sesampainya di sana, BBM memutuskan kontrak denganku. Mereka
tidak mau meminjamkan uang karena mereka tidak membutuhkanku lagi. Aku pun
menjadi putus asa, aku tak tau lagi harus berbuat apa. Namun, Prof. X
menyemangatiku agar aku tidak menyerah. Dengan barang seadanya dan sisa - sisa
uang yang aku miliki. Aku membangun kembali pesawat tanpa bantuan BBM. Dan
setelah pesawat itu selesai dibuat, aku akan menunjukkan bahwa aku dapat
berhasil mencuri Piramida tanpa bantuan dari Bank Black Mamba.
Setelah itu Tirex baru mengetahui bahwa yang mencuri atom dari tangannya
adalah aku atau yang dikenal dengan nama Black Rose. Ia pun diberi perintah
oleh Presiden Bank Black Mamba untuk merampas atom dari tanganku. Untuk
mempermudah pekerjaannya, Tirex menculik Stevani, Gabriel dan Afika. Ia
berencana jika dalam waktu satu jam aku tidak menyerahkan atom. Maka anak -
anak itu akan terancam bahaya dan sebaliknya anak - anak akan dibebaskan jika
aku menyerahkan atom. Karena aku menyayangi mereka, aku lalu memberikan atom
itu kepada Tirex. Tetapi, Tirex tidak menepati janjinya.
Ia lalu membawa Stevani, Gabriel dan Afika yang akan ia jadikan sebagai
anak buahnya. Aku tidak terima, aku pun mengejarnya dan melompat ke pesawatnya.
Ia membawa pesawatnya dengan cepat dan terbang semakin ke atas sehingga aku tak
mampu menahan tekanan dan oksigen yang menipis. Aku pun terjatuh dari
ketinggian dan aku berfikir apakah ini akhir dari Black Rose. Tetapi, takdir
berkata lain Prof. X datang menyelamatkanku dengan pesawat yang telah selesai
ia buat. Kami pun mengejar pesawat Tirex. Ketika pesawatku berada di atas
pesawat Tirex, aku pun menembak bagian atap pesawatnya lalu melompat kedalam
untuk menyelamatkan anak - anakku. Aku memberi pukulan bertubi - tubi ke wajah
Tirex sehingga ia terjatuh dan pingsan. Aku bergegas membawa anak - anak menuju
pesawatku. Gabriel dan Afika berhasil melompat ke pesawatku, sekarang hanya
tinggal aku dan Stefani . Aku lalu memeluk erat Stefani kemudian melompat
bersama ke arah pesawatku. Tetapi, ketika kami melompat Tirex menarik kakiku
dan membuat kami terjatuh dari pesawat.
Aku dan Stefani meluncur dengan cepat menuju permukaan, dengan segera
aku keluarkan parasut dari dalam ranselku dan memegang erat Stefani. Kami pun
dapat mendarat dengan baik dan selamat. Pesawat yang dibawa Prof. X pun segera
menjemput kami di daratan. Dan Pesawat Tirex pun meledak karena menabrak
tebing. Dan disaat itu Tirex bersama atom ikut lenyap.
Aku tidak terima apa yang telah Bank Black Mamba lakukan terhadap anak
-anakku. Jadi, aku, Prof. X dan tiga gadis kecilku pergi menuju Bank Black
Mamba untuk menyelesaikan soal ini dengan damai.
Sesampai disana, aku bertemu langsung dengan Presiden Bank Blaack Mamba.
Aku terkejut dan tidak dapat mempercayainya. Ternyata orang yang dibalik semua
ini adalah Prof. Virgo
Phyrex.
Lalu aku
bertanya kepadanya, “Mengapa kau tega melakukan semua ini sementara yang aku
tahu kau adalah orang yang mencintai bumi dan mau menghabiskan masa hidupnya
untuk membersihkan bumi dari berbagai polusi mau pun limbah?”
Ia pun
menjawab, “ Aku melakukan semua ini karena pemerintah dunia. Mereka seenaknya
saja merampas hasil penemuanku dan mengambil hak cipta atas nama pemerintah.
Aku tidak bisa menerima semua ini, mereka sungguh tidak menghargai jerih payah
aku. Aku bersumpah akan membalas dendam ini.”
“Tetapi,
apa hubungan barang - barang antik yang telah kau kumpulkan dalam setahun ini
dengan balas dendam?” Tanya aku terhadap Virgo Phyrex.
“Barang ini akan menjadi bahan baku dalam penemuan terbaruku. Dengan
penemuanku, aku berencana untuk melenyapkan bulan sehingga apa bila bulan telah berada di
tangan aku, aku dapat membalas dendamku. Tetapi untuk itu, aku sangat
membutuhkan atom untuk melancarkan misiku. Namun, kau telah menghancurkan
impianku. Kau telah menghancurkan atom dan kau telah membunuh anakku Tino
Phyrex.” Jawab Virgo Phyrex dengan marah.
Mendengar
jawabannya itu aku amat terkejut, aku tidak pernah mengira kalau Tirex
merupakan singkatan dari Tino Phyrex. Dan ia adalah anak dari Prof. Virgo
Phyrex. Aku pun meminta maaf menyelesaikannya dengan baik.
Namun, Prof.
Virgo Phyrex telah dibutakan oleh nafsu balas dendam. Ia memerintahkan para
penjaga untuk mengepung kami. Tidak ada jalan keluar bagi kami. Sehingga aku, Prof. X, Stefani, Gabriel, dan Afika harus berjuang
melawan mereka semua. Kami melewati pertarungan ini bersama-sama dengan berani.
Dan akhirnya kami berhasil melumpuhkan semua penjaga. Virgo Phyrex pun kabur
menggunakan speed boat. Kami pun menghubungi CIA dan menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi. CIA pun berhasil menangkap Prof. Virgo Phyrex di teluk
Lasangko, Sulawesi Tenggara.
Dan setelah kejadian itu, aku bersama Prof. X menghadiri acara amal yang
akan dimeriahkan tarian balet oleh anak angkatku. Aku pun ikut menyumbangkan
barang - barang yang telah kucuri untuk disumbangkan ke panti asuhan.
Sejak saat itu, aku tidak lagi melakukan pekerjaan sebagai demon. Untuk
itu, aku bersama partnerku Prof. X membuka usaha perbengkelan. Dan aku sekarang
hidup bahagia bersama Stefani, Gabriel dan Afika.
“SELESAI”